Monday, July 28, 2008

Warung Konsep

Cinta itu bukan dependensi, namun keutuhan yang terbagi Sebuah kutipan yang sangat menarik yang dituliskan seorang Dewi Lestari dalam jurnal klarifikasinya tentang perpisahan D dengan Marcell.

It got me thinking, really. Sebuah konsep sederhana namun sarat makna. Membuat saya kembali memikirkan konsep-konsep hidup yang selama ini banyak saya ciptakan sebagai justifikasi untuk membenarkan pikiran.

Kalau ditanya, apa sih cinta, apa sih sayang, what are those really…. That can make us human cry over those words. Powerful, indeed. Kita bisa dibikin bingung setengah mati ketika kita lagi deketin seseorang. Gak bisa tidur, gelisah, gak konsen sama kerjaan. Kenapa ya?

Kalau cinta merupakan sebuah keutuhan yang terbagi, maka cinta butuh dua jiwa, maka cinta butuh sebuah persetujuan dua pihak. Maka tidak ada istilah cinta sendiri. Cinta sendiri bukan cinta namanya. Tapi sebuah perasaan yang belum mencapai persetujuan, sepihak, timpang.

Lantas bagaimana dengan sebuah perpisahan. D mengatakan perpisahan adalah memaafkan; dan memaafkan bukan kembali ke keadaan semula. Setuju! Sangat setuju! Lantas, konsep maaf itu apa? Kompromi kah? Penerimaan tanpa batas kah? Atau hanya sekedar pasrah? Itu saya kembalikan ke bagaimana seseorang bisa membuat justifikasinya sendiri-sendiri. Bagi saya, memaafkan adalah menerima. Tanpa batas? Bisa iya bisa tidak. Tetapi untuk bisa menerima, maka kita harus bisa memberi. Memberi ikhlas. So at the end of the day, all these concepts are related, inseperable, dependent.

Aaah….. batasan! Saya lupa akan konsep ini. Cinta punya batas nggak ya? Menurut saya punya. Maka itu ada sebuah komitmen. Ketika komitmen dilanggar, maka secara tidak langsung ada sebuah batasan yang juga dilanggar, dilewati. Kembali, bisakah dikompromikan? Bisa. Namun saya selalu percaya pada kesempatan terakhir, bukan kesempatan kedua.

Huaaaa….. kesempatan???? Another concept, damn…. There are lots of them that I need to rethink!!! Fyuuuuhhh…… Talking about chances…. Now this is tricky. Many people have different meanings of chances. But for me, chance is chance, it comes to you, think of the options, and you take it. It may not come to you again.

Oh oh oh…. I need a break. Writing this one gives me pain in the head. I need to breathe. Breathe so that I can put some clarity in my head.

Sunday, June 29, 2008

Manual Book Buat PDKT

I have to start this one with a very long sigh… Hhhhhhhhhhhh…

So, things started to look well last week, I mean, we talked, we sang, and I thought we clicked. Until just this week… I felt like, I can’t understand the communication flow between the two of us. Agak nggak nangkep aja dia itu ritme nya gimana.

Karena, menurut gw, ketika lo dah deal bahwa lo berdua lagi PDKT, then there are things yang considered need to be done; again, this is my theory. Like for example… kalo gw, gw akan coba untuk keep dia updated about me. Misalnya, gw ada meeting seharian, atau gw lunch sama bos gw di Grand Lucky, atau gw lembur dan gw bakal ngabarin dia jam berapa gw kelar lembur. Other things… I will say good morning and good night. Gw juga ngarepin dia melakukan hal yang sama pastinya.

Nah, soal good morning ini sempet jadi bahasan manarik between gw dan Iput. Kita berdua mungkin adalah orang yang paling logis when it comes to giving sugestions to other people… you know, love related. But… ketika hal itu kejadian di diri kita sendiri, teteup aja jadi berasa paling tolol. Gw bilang sama Iput di telepon waktu itu, kira-kira gini nih:

Wigra : Put… gw lagi deket nih sama orang… and you now the person..

Iput : Hah… siapa?????????????? Spill!!!

Wigra : Yeeee… gw gak akan mungkin kiss and tell lah…… not!! Hahaha. Hmmm… lo
juga pasti udah agak lupa sih sama orangnya… udah agak lama juga.

Iput : Ya udah deh siapa sih….? You call me at 7.25 in the morning… lo harus bilang
orangnya siapa!

Wigra : Hmmm… itu loh Put… T****

Iput : Anjrit!!!! Serius lo…??????????? T****???? T**** yang itu… yang dulu di D******?
Hah… kok bisa?????????????!!!!!!!!!!!!!

Wigra : Ya udah deh… pokoknya bisa. Anyway, bukan itu yang sebenernya pengen gw
bahas sama lo. Ada issue lainnya. Masih related ke dia sih… Cuma kalo ini beneran mendesak. Kronologis gw deket sama dia ntar aja kita ketemu lunch ya…

Iput : OK… ada apa nih? Issue apa nih? Kalo lo udah ngomong mendesak gini, pasti
penting.

WIgra : Okay, lo tau kan kalo kita selalu bisa kasih semua alesan logis yang ada di dunia buat orang-orang yang kita anggep lagi stupidly in love?

Iput : Iya… ada apa nih?

Wigra : Well… sama si manusia T ini. Hmm… gw udah hubungan intens sama dia udah hampir
dua minggu. Dan biasanya tiap pagi kalo dia OL, pasti gw yang ucapin good morning…
Hmmm… pengen banget deh rasanya gantian dia yang ucapin itu ke gw… Silly banget
khan Put…

Iput : Hahahahaha… been there girlfriend! Iya sih… emang sebenernya itu lumayan silly. I
mean, kalo emang lo mau nyapa, ya nyapa aja… tapi emang gengsi itu part of the SOP dari
PDKT. Ya udah sekarang lo emang harus play along the game. Jual mahal dikit lah…!

So, decision has been made. Dia punya permainan, I’m gonna play my own game juga. Just wait and see…

It’s me… I can do this… yeah… I can…

Monday, June 16, 2008

Lantas Kemudian... Dia Datang...

Hmmm...

Kind of hard to describe my week. Cape, iya. Busy, sangat. Pusing, iya. Happy... hell yeah... huahahahaha.

It's just one of those days when you feel you wanna vanish from the world...

Been dpressed of everything.... work, life, love...

But then again, Cipieth, Kapoy sama Bubu bilang bahwa I need to stop looking so hard. Just stop and believe in the law of attraction. So I did.

And you know what...? They were right. Sooooo right.

Gw berenti trying so hard to find the one... Lantas kemudian, dia datang. Maybe not the one...

But at least, adalah indikasi untuk bisa maju ke depan.

Dan kali ini, resiprokal. Gw gak ngelangkah sendirian. You know the term it takes two to tanggo?
Well... let's just say we're learning to tanggo now... and that's enough for me now.

I just need to know that... We're learning tanggo togather.

I thank God for that. I thank my friends for that.

Untuk dia... Kita coba jalanin bareng ya... pelan-pelan... tapi bareng ya...

Thursday, May 29, 2008

Lombok...

Or should I say... Mataram. Yes... Im in Mataram now. I have this Presscon to do.

Okay, here's the thing... Lombok... Senggigi Beach... white sandy beach.... Shit.... If on ly I had someone here. It would be amazingly romantic. Im serious....

But here I am... sitting in this so called Sunset Bar... drinking Bali Moon... alone... browsing... Huaaaaaaaaa........ sediiiiiiiiiiiiiiiiih......

Damn.... If only you were here.... yes you, you know who you are...

Hhhh.... guess I just have to take it. Being single sucks.... it sucks big time...

C'mon friends.... You know my type, right...? Can you fix me with someone... anyone will do...

This is desperation talking...

Friday, May 23, 2008

Ahah...!

After God knows how long i haven't posted in my own blog... Now I'm back...

Saturday, December 2, 2006

My First Fashion Show

Tenang… gw masih pengen lulus jadi Sarjana Sosial kok… gw blom seputus asa itu untuk drop out and start making my living out of runway modeling. Yang gw maksud adalah fashion show pertama yang gw tonton, ofcourse selaing ngeliat Bonde show di Citos yaa.

Sekitar seminggu yang lalu gw nemenin kakak gw ke sebuah launching party SK-II. Salah satu rangkaian acaranya adalah fashion show. It amazed me really… seeing all those skinny women walking in runway. Bukan hanya itu, party itu dihadiri oleh para sosialista Jakarta. Oh my God… gw bener-bener amazed sama mereka. All looking very fancy and bloody rich. All the Gucci, LV, Prada, everything. Bukan hanya itu, tapi cukup dengan ngeliatain muka mereka, cara jalan mereka, it’s like saying… hey, I’m rich and I can do anything I want.

Tentunya Susan Bachtiar hadir di sana. She was hosting the show. Gosh… cantik banget; dia pake gaun putih panjang dari sutra dan ada pita warna merah maroon di pinggangnya. Di bagian simpul pita, dia taro bunga mawar merah. Very…very…beautiful. Susan datang dengan personal assistantnya, Mas Guni namanya. Selama dia hosting the event, gw ngeliat the real version of The Devil Wears Prada. Susan keliling ruangan dan menyapa setiap orang, dan ketika dia lupa nama orang yang akan dia sapa, dia akan pura-pura melihat ke arah samping sambil tersenyum dan Mas Guni akan kasih tau dia siapa nama orang yang akan dia sapa tersebut. Amazing.

Party yang diadain di Blowfish itu menghidangkan cocktail sushi dan free flow red wine.
Setelah fashion show dan launching produk, party dimulai dengan DJ Ai playing behind the turn table. Sayangnya, para sosialista itu lebih memilih berdiri tegak dengan segelas red wine di tangannya dan ngobrol dengan orang-orang; instead of dancing. Ngeliat keadaan kaya gitu, gw dan kakak gw mutusin it’s time to go home.

It was really a lesson full experience for me, being able to feel how it is to be a sosialista; at least for one night only.

Friday, November 17, 2006

Being Fantastically Penniless

After class. Gw, Dania, Antha, gak tau mau kemana. Nebeng Sasha…. Ke PIM yuk!!!
Dania mau cari kado buat Tissa. Other than that, kita gak punya tujuan. Tadinya mau ngupi2, tapi harus irit, udah mau masuk minggu ke tiga soalnya.

Ke Body Shop, ngecek flier CreADtive, ternyata belom ada. Cari fragrance package buat Tissa, gak ketemu. Ke Metro, Dania mau cari bra aja yang lucu. Gw sama Antha jalan-jalan, ngobrol gak penting. Balik ke Dania, pilih bra. Ketemu! Dania buka tas. “Hah… gw gak bawa dompet… tadi pagi ganti tas!!!”
Gw sama Antha: “peace…”
Dania : “Mba… gak jadi…!”

Wondering around gak jelas di mall segede gana. Penniless. Jalan-jalan. Periplus, butik Ben-Q yang baru. Dari satu skywalk ke skywalk yang lain. Ngobrol, ketawa-ketawa. It was fun. Akhirnya, gak jelas. Mulai capek. Mikir. KrispyKreme. Masing-masing satu. Dania pinjem uang. Duduk di kursi tiga berpayung hijau. Makan doughnut. Gak pake minum, seret juga siyh. We survived. Hamper sejam di sana. Ngobrol, foto-foto. Bengong.

Dania mau nunggu kakaknya aja, biar bisa minta duit. Gw sama Antha pulang. It was just, I think, one of those days that when you think about it, I’d make you smile. It was great.